Selisik Aksara

Sebuah kegiatan seni, bagaimanapun bentuk dan skalanya, selalu membutuhkan perencanaan serta pengelolaan dalam pelaksanaannya. Beragam definisi, bentuk, kelompok, latar belakang, dan cara presentasi seni di Indonesia secara tidak langsung memengaruhi bagaimana cara kita mengelolanya.

Alur kerja, penamaan profesi, pembagian struktur, serta pemahaman atas fungsi-fungsi yang ada dalam tata kelola kegiatan seni pun juga sangat beragam dan belum ada kesepakatan yang baku. Sementara itu, akses terhadap informasi dan pengetahuan atas pengelolaan kegiatan seni dari luar yang sudah lebih dahulu terbakukan, sangat terstruktur, dan terlihat ideal mulai merembes masuk serta menjadi acuan. 

Pertemuan keduanya menjadi menarik untuk dibahas, digunakan dan disaling-silangkan. Sejauh penggunaannya bukan dalam rangka gagah-gagahan nama profesi berbahasa Inggris-kekinian, atau melegitimasi overload pekerjaan atas nama nggetih-nya pegiat seni. Pemahaman peran dan fungsi atas kerja tata kelola serta penerapannya dalam kegiatan seni, baik yang organik maupun berdasar mazhab tertentu, seharusnya memiliki tujuan yang sama. Tata kelola yang baik akan menghasilkan presentasi yang baik, baik yang organik maupun berdasar mazhab tertentu, seharusnya memiliki tujuan yang sama. Tata kelola yang baik akan menghasilkan presentasi yang baik. Presentasi yang baik akan meningkatkan ketertarikan. Ketertarikan akan mempengaruhi apresiasi. Apresiasi akan meningkatkan nilai tawar. Bergeraknya roda tersebut yang semestinya diupayakan dalam tata kelola kegiatan seni. Secara tidak langsung, dengan bertumpu pada tata kelola yang baik, ekosistem kesenian kita didorong terus bertumbuh, berkembang, serta berkeadilan bagi siapapun yang ada di dalamnya.

Selisik Aksara

Capaian program

  1. Membuka akses pengetahuan atas kerja-kerja balik layar pengelolaan kegiatan seni.   
  2. Menumbuhkan ketertarikan dan peluang jejaring dalam kerja-kerja pengelolaan kegiatan seni. 
  3. Memberikan dasar pemahaman atas peran, fungsi, prinsip, serta logika berpikir dalam kerja-kerja pengelolaan kegiatan seni yang adaptif dan dinamis.

 

Metode

  1. Pemaparan & Diskusi
  2. Observasi 
  3. Evaluasi

Kerangka Pelaksanaan

1. Pemaparan & Diskusi

Format yang dibayangkan adalah berupa dua kali pertemuan sharing session antara peserta – pemateri yang bertujuan memberi dasar serta menyeimbangkan pengetahuan dan pengalaman seluruh peserta mengenai topik:   

Tata Kelola
Bukan Sekadar Kerja Hari H.

Tanggal Pelaksanaan : Senin, 31 Oktober 2022
Waktu : 15.00 – 17.30
Format : Tatap Muka Luring
Lokasi : Layang – Layang

Mengerti alur, peran dan fungsi yang dibutuhkan dalam mengelola kegiatan seni serta organisasi seni menjadi penting dibahas terlebih dahulu. Dalam sesi ini peserta akan diminta menuliskan kata kunci terkait pengelolaan kegiatan seni sejauh yang mereka ketahui. Dari situ, pemateri akan melengkapi serta menjabarkan aspek, proses, dan kemudian mengarah kepada peran dan fungsi-fungsi manajemen yang ada dalam tata kelola kegiatan seni. Harapannya peserta tidak hanya terpaku pada nama-nama /profesi namun juga mengerti proses dasar munculnya posisi-posisi tersebut serta peran dan fungsinya dalam seluruh rangkaian kerja pengelolaan dan manajemen kegiatan seni.   

Rasa, Etika dan Logika

Tanggal Pelaksanaan : Senin, 7 November 2022
Waktu : 15.00 – 17.30
Format : Tatap Muka Luring
Lokasi : Layang – Layang

Bekerja di balik layar pengelolaan kegiatan seni, panggung pertunjukan, dan organisasi seni membutuhkan beberapa kemampuan individu yang terkadang menentukan bagaimana seseorang bertahan dan berkembang. Sesi ini dihadirkan dalam upaya menyeimbangkan pengetahuan peserta atas tata kelola yang didapat pada pertemuan pertama dengan aspek yang tidak tertulis dalam panduan kerja-kerja balik layar. Sesi ini sekaligus diharapkan menjadi bekal pelengkap menuju kerja observasi peserta dalam kegiatan-kegiatan berikutnya sehingga peserta tidak hanya adaptif pada pola-pola penyelenggaraan namun juga pada relasi internal-eksternal selama kegiatan berlangsung.

2. Observasi

Setelah 2 sesi pengantar, peserta akan diminta membuat pertanyaan seputar pengelolaan kegiatan seni yang menjadi kegelisahan atau ketertarikan mereka. Dari masing-masing pertanyaan tersebut peserta akan diarahkan untuk melakukan observasi dengan terlibat langsung sebagai relawan, penonton, peserta, dan observer yang dimungkinkan memiliki akses khusus pada persiapan, pelaksanaan, serta pengampu kegiatan Gugus Bagong yang sesuai dengan arah pertanyaan/ketertarikan masing-masing.

Observasi & Kerja Lapangan

8 – 19 November 2022*

*Waktu, pelaksanaan dan jenis program ditentukan setelah pertemuan pertama. 

Keterlibatan peserta dalam bidang-bidang kerja pengelola kegiatan Gugus BagongPenentuan program/ bidang ditentukan setelah pertemuan sesi kedua dan diarahkan oleh mentor umum dengan berkoordinasi dengan pengampu bidang/program.

Kelas Pengantar Tata Kelola Seni

Pelaksanaan
Tanggal : 5, 12, 19 November2022
Waktu : 15.30
Tempat : Layang – Layang

Disediakannya akses gratis untuk keterlibatan peserta dalam program “Mozaik” Gugus Bagong yang digelar dalam bentuk diskusi sebagai kelas wajib yang mendukung kurikulum Bina Kelola Seni. Selain terlibat di kelas ini, para peserta juga terlibat sebagai relawan pada persiapan-pelaksanaan Mozaik. 

Selain menjadi pelengkap perspektif peserta atas pengetahuan kerja-kerja balik layar dari para narasumber yang dihadirkan, program ini menarik sebagai ruang spesifik untuk melakukan observasi sekaligus praktik dengan kompleksitas yang cukup untuk mengetahui beberapa peran dan fungsi dalam pengelolaan kegiatan.

3. Evaluasi

Penulisan Catatan Observasi

Tenggat waktu pengumpulan : Kamis, 24 November 2022

Penulisan catatan lapangan atas temuan hasil observasi dan keterlibatan dalam masing-masing bidang kerja serta program kegiatan yang diikuti peserta.  

Pembahasan

Tanggal : Minggu, 27 November 2022

Pemaparan dan sesi diskusi akhir terkait catatan observasi yang dilakukan bersama mentor. 

Mentor

Andreas Praditya Eka Putra

Andreas Praditya Eka Putra (Rere) adalah seorang pegiat festival di Yogyakarta. Saat ini aktif sebagai Festival Director Pesta Boneka, Ketua III Festival Kebudayaan Yogyakarta 2021-2022, terlibat sebagai Stage Manager dalam gelaran Ngayogjazz, Jazz Gunung Bromo dan beberapa kegiatan lainnya. 

Beberapa tahun terakhir juga aktif membantu sebagai pengajar praktisi dalam mata kuliah Media dan Pertunjukan di Departemen Ilmu Komunikasi, UGM, dan beberapa kali mengisi kelas pada mata kuliah Tata Kelola Seni Pertunjukan 1-2, Jurusan Tata Kelola Seni, ISI Yogyakarta untuk topik yang terkait pertunjukan dan penyelenggaraan event/festival.

Peserta Terpilih:

1. Anjar Tri Utami
2. Anggito Jatmiko
3. Bagus Mahendra
4. Darryl Iratama Haryanto
5. Gentayu Manda
6. Mariesta Indy Haqien
7. Muhammad Abdul Aziz
8. Nafira Toma Wijaya
9. Prima Abadi Sulistyo
10. Sulthan Azhar Ibrahim